100% Made In Indonesian

blog-indonesia.com blog-indonesia.com blog-indonesia.com blog-indonesia.com

Sejarah Kota Jakarta ... Batavia history in indonesian language

by sukhoi on Thu Dec 27, 2007 2:49 am
Rahasia Nama-nama Kampung Betawi
(Alwi Shahab)

Pemda dan DPRD DKI Jakarta rupanya menghadapi
kesulitan untuk memberi nama-nama pahlawan nasional pada jalan-jalan utama
Jakarta. Seperti nama Harmoni, yang dikenal selama ratusan tahun, diganti
jadi Jl Majapahit.

Boplo di kawasan Menteng/Cikini yang berasal dari nama
NV DeBouwploeg,sebuah perusahaan real estate yang membangun kawasan
Menteng tahun192-1930-an diganti jadi Jl RP Panji Suroso. Nama
Kampung Sawah Besar yang hampir seusia kota Jakarta diganti jadi Jl Samanhudi,
Jakarta Pusat.

Hampir bersamaan dengan itu hilang pula Kampung Jaga
Monyet di kawasan antara Harmoni dan Petojo. Kini jadi Jl Sukardjo
Wiryopranoto. Banyak yang tidak kenal siapa tokoh yang dijadikan nama jalan yang
menghubungkan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat ini. Padahal Jaga Monyet sudah
ada sejak zaman VOC.

Saat Batavia sering diserang gerilyawan Islam Banten dari arah Grogol dan
Tangerang, maka Belanda membangun benteng. Karena lebih sering menghadapi
monyet-monyet yang berkeliaran, katimbang musuh, maka tempat penjagaan itu dinamai
Jaga Monyet. Sekaligus jadi nama kampung di sekitarnya.

Ada lagi nama tempat di Jakarta yang sudah berusia
ratusan tahun,yakni Paal Meriam. Terletak di antara perapatan Matraman dan
Jatinegara. Asal usul nama tempat ini tahun 1813. Pada waktu itu terjadi
pertempuran sengit antara pasukan artileri meriam Inggris dengan pasukan
Belanda/Prancis. Pasukan meriam Inggris disiapkan di daerah ini untuk melakukan
penyerangan ke kota Batavia. Peristiwa tersebut sangat terkesan bagi
masyarakat sehingga disebut Pal Meriam.
Versi lain menyebutkan, ketika ketika gubernur jenderal Daenderls membuka jalan
Anyer (Banten) - Panarukan (Jatim) sejauh 1000 km, daerah pal mariam ini merupakan
rute jalan trans Jawa tersebut. Di lokasi pal meriam di pasang patok jalan yang
terbuat dari meriam yang tidak terpakai. Masyarakat yang melihat meriam tersebut
sebagai patok jalan menyebut daerah itu Pal Meriam.Sayang nama bersejarah ini
diganti dengan Jl KH Ahmad Dachlan.Padahal nama ini sudah banyak diabadikan untuk
nama jalan di Jakarta.

Di dekat Pal Meriam, terdapat kampung Solitude, yang juga penduduknya kebanyakan
warga Betawi. Solitude berasal dari kata bahasa Inggris yang berarti 'kesunyian'.
Karena kala itu banyak anggota tentara Inggris yang mati ketika menggempur
Batavia. Mayatnya bergeletakan di rawa-rawa.Hingga dinamakan Rawa Bangke. Entah
kenapa nama yang punya sejarah kota Jakarta diganti jadi Rawa Bunga.
Kalau kita ke Jakarta Kota, di wilayah Kelurahan Roamalaka, Kecamatan Tambora,
terletgak Jalan Tiang Bendera. Nama ini berasal dari bendera yang sehari-hari
terpancang di depan rumah Kapiten Cina pada pertengahan abad ke-18. Mulai 1743,
tiap tanggal 1 penanggalan Masehi,pada tiang bendera di rumah tersebut dikibarkan
bendera. Maksudnya untuk mengingatkan masyarakat Tionghoa untuk membayar pajak
kepala, sewa rumah dan berbagai pajak lainnya. Bagi orang Cina di Batavia, tanggal
1 setiap bulan disebut dag der vlaghijsching (hari pengibaran bendera).
Mungkin banyak yang ingin tahu asal nama Kampung Petamburan, yang merupakan
tetangga dari pusat pertokoan dan pebelanjaan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pada
masa lalu rumah penduduk masih jarang dan banyak tumbuh pohon jati disekitarnya.
Suatu ketika di daerah ini meninggal seorang penabuh tambur. Ia kemudian
dimakamkan di bawah pohon jati, sehingga jadilah nama kampung Jatipetamburan.

Pejambon terkenal karena terletak Departemen Luar Negeri. Di sebelahnya, yang
merupakan bagian dari Deplu (kini disebut Gedung Pancasila),tempat sidang
Volksraad (parlemen Belanda berlangsung) . Ditempat inilah Bung Karno berpidato
pada 1 Juni 1945 dan dikenal dengan hari kelahiran Pancasila. Sehari setelah
kemerdekaan -- 18 Agustus 1945 -- Soekarno dan Hatta dilantik sebagai presiden dan
wakil presiden.Pada waktu bersamaan disahkan UUD 1945.

Kampung Pejambon baru ada sejak Daendels membuka daerah ini dengan sebutan
Weltevreden. Kata 'pejambon' berasal dari kata 'penjaga Ambon'.Penjagaan tersebut
berada di sebuah jembatan yang melintasi kali Ciliwung dan penjaganya orang Ambon.
Pejambon juga tempat tinggal Nyai Dasima ketika dia menjadi nyai (istri piaraan)
tuan Willem, seorang pembesar Inggris. Dia kemudian menjadi istri Samiun, tukang
sado dari Kwitang, dan dibunuh oleh Bang Puase, jagoan Kwitang, atas perintah
Hayati,istri tua Samiun.

Kawasan Pluit di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara
dikenal dengan perumahan mewahnya, yang hanya dapat dibeli oleh
orang-orang yang benar-benar tajir. Banyak pedagang di Glodok yang
omzetnya miliaran rupiah per hari memiliki perumahan di Pluit, di samping
perumahan mewah lainnya. Menurut peta Topographish Bureau Batavia (1903),
sebutan bagi kawasan ini adalah Fluit. Lengkapnya Fluit Muarabaru. Menurut
kamus Belanda Indonesia (Wojowasito) , fluit berarti suling, bunyi suling dan
roti panjang sempit.Rupanya nama kawasan itu tidak ada hubungbannya dengan
sulit, atau pluit, semacam pluit wasit sepakbola atau polisi. Ternyata
nama kawasan tersebut berasal dari fluit, lengkapnya fluitschip yang berarti
kapal (layar) panjang berlunas ramping. Sekitar 1660 di pantai sebelah timur muara

Kali Angke diletakkan sebuah fluitschip, bernama Het Whitte Paert, yang sudah

tidak laik laut. Dijadikan kubu pertahanan untuk membantu Benteng Vijfhoek di
pinggir Kali Grogol, sebelah timur Kali Angke, dalam rangka menanggulangi
serangan-serangan sporadis pasukan Banten. Kubu tersebut kemudian
dikenal dengan sebutan De Fluit, yang kemudian jadi Pluit hingga sekarang.

Sponsor Kami

Get Chitika eMiniMalls

Location and Infos of you

statistic traffic